
Ketika malam tiba
Seluruh alam terasa sangat gelap bagi penglihatanku
Padahal, banyak lampu yang menyinari setiap sudut
dan ruang yang aku tempati
mataku terlalu lelah
penglihatanku terlampau nanar akan sebuah cahaya
walaupun cahaya itu hanya berbentuk biasan
dari cahaya lain yang lebih besar kekuatan sinarnya
Ketika pagi menyambutku
dan mambangunkanku dari mimpi-mimpiku
Dari balik tirai jendela kamar,
aku mengintip mentari yang menggeliat manja
dan tersenyum mesra
menyapa semua makhluk yang hidup di dunia yang fana ini
Sungguh....
sebuah ketulusan yang luar biasa...
yang kau berikan untuk semua makhluk lain di muka bumi ini
Senyuman setiap pagi
menyambut kehidupan..
Semangat pun menyala-nyala
layaknya api yang berkobar
tertiup angin
semakin lama... kobaran semakin membesar
Itulah semangatku di pagi hari
ketika aku mulai membuka mata
terbangun dari mimpi
terhempas dari kehangatan selimut yang membelaiku semalaman
Tapi...
Apa yang kurasakan ketika malam menjelang?...
Ketika pandanganku semakin nanar
ketika mataku semakin silau akan bias cahaya
ketika fisikku lelah
akan segala aktifitas dan rutinitas
yang kadang membuatku payah
Keadaan semakin mengkhawatirkan
ketika sakit datang menyapa
Ketika sakit kian mendera
sakit fisik, mungkin tak pernah kurasa
aku anggap biasa
tapi...
aku tidak tau
ketika satu bagian dari tubuh ini sakit
semua bagian yang lain serasa lumpuh
Seperti halnya jari manis yang terluka,
semuanya turut terasa
tapi...
yang ini
sakitnya luar biasa...
Ketika malan menjelang bahkan semakin larut
dan sakit semakin menggerogoti sakit dari semua sakit
Pikiranku bereaksi
Memoryku berlipat-lipat
bergulung-gulung
bahkan ada yang berlari-lari
melompat-lompat
menjerit-jerit
bahkan dengan santainya,
ada juga yang menari-nari
seolah-olah lagu kesukaanya sedang diputar
Semua yang pernah kualami
aku lihat, aku dengar
dan rasakan
bermain dalam otakku
berjejal
seperti orang-orang yang sedang mengantri BLT atau beras raskin
Bahkan pikiran-pikiran itu sempat bertengkar
beradu mulut
beradu argumen
bahkan beradu jotos
Untung Allah merekonstruksi kepalaku dengan sangat baik
sehingga sebagaimana hebatpun pertengkaran dalam otakku
Otakku tidak pecah
Walaupun memar dan lebam
menghiasi setiap permukaannya
mungkin
Pertengkaran antara pikiran tentang masa lalu dan masa depan
Itu yang membuat otakku kadang lelah
kadang payah
bahkan serasa musnah
Itu yang membuatku kadang tenggelam apabila menghadapi malam
Sungguh,,,
aku ingin pikiran itu berdamai
secepatnya
agar otakku bisa beristirahat
walaupun untuk sejenak
Tanjungsari, Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar